Cintaku Dengan Bidadariku
Namaku adalah
Mala,umurku 17 tahun.Aku adalah anak tunggal dari pasangan Muhammad Ahya dengan
Siti Friya.
Suatu hari ada
anak bernama Dika.Anaknya pintar sih.,. tapi bukan pintar karena prestasinya
melainkan pintar membohongi orang tua dan gurunya.
Pada suatu hari,Dika bertemu dengan Aku.Aku
adalah anak baru di sekolahannya.Aku ternyata suka dengan Dika,lalu Aku
mengajak kenalan Dika tetapi Dika tidak mau.,”Hai,bolehkah aku tehu
namamu?”tanya Aku dengan wajah tersenyum.Kemudia Dika menjawab dengan
angkuhnya,”Maaf sebelumnya,kalau boleh aku sarankan lebih baik kamu mencari
teman yang sesuai untuk kamu.”Kata Dika dengan angkuhnya.
Sewaktu Dika berkata seperti itu teman-teman
Dika langsung menertawakan Aku,Aku langsung berlari menjauh dari teman-teman
Dika.Tetapi sewaktu Aku mengikuti pelajaran di kelas Dika ternyata Aku adalah
anak yang pintar.Saking pintarnya,dia dipindah dikelas unggulan diSMA tersebut.
Lalu,hari yang sudah ditunggu-tunggu Aku
akhirnya sudah tiba.Aku akan dikirim ke Singapore,Aku sangat senag karena ia dikirim sebagai siswa teladan untuk
mewakili sekolahnya.Namun tidak dengan Dika saat dia tahu bahwa Aku akan
dikirim ke Singapore,Dika sangat sedih karena ia pikir dia tidak akan bertemu
lagi dengan Aku.
Sebelum Aku berangkat,dia mampir dulu ke sekolahnya untuk
meminta restu dan dukungan dari teman dan gurunya.Saat sudah sampai di
sekolahan,tanpa disengaja ia bertemu dengan
Dika.Dikapun kaget tak terkecuali
Aku.Dika berkata,”Hai Aku,ku
dengar kamu akan pergi ke Singapore hari ini
ya..?”Kata Dika
Kemuian Akupun menjawab,”Iya,memang
kenapa?’’.,”Tidak,tidak apa-apa.”Kata
Dika sambil tersenyum.Setelah itu,Aku langsung pergi tanpa menghiraukan Dika kembali.Lalu Dika sangat kecewa dengan
sikap Aku kepadanya.
4 hari
kemudian...
Setelah 4
hari Aku ke Singapore,akhirnya Aku pulang dengan membawa kabar gembira untuk
guru dan temen-temannya.Namun sebelumnya,dia mengucapkan salam perjumpaan
terlebih dahulu,”Hai,lama tidak jumpa.Aku membawakan kabar baik untuk kalian
dan bapak/ibu guru lo...!”Kata Aku sambil tersenyum lebar.Teman-temannyapun
bertanya dengan wajah yang riang,”Apa kabar gembiranya..?”
,”Aku menang
lomba siswa teladan di Singapore.”Kata Aku
Dengan
serentak teman dan guru Akupun menjawab,”Wah,hebat kamu Aku.Kamu memang anak
yang pintar.”.Lalu Aku menjawab,”Ah,aku tidak akan menang tanpa suport dan doa
kalian semua.Terima kasih ya..”
Setelah
bercanda riang dengan teman-temannya,Aku merasa perutnya mulai lapar.Dia
bergegas menuju kantin sekolahnya untuk membeli makanan.Saat hendak memberikan
uang ke penjualnya,dia bertem dengan Dika yang juga sedang beli di kantin
tersebut.Dikapun menyapa Aku dengan ramah,”Wah Aku,kamu sudah pulang dari
Singapore ya..?”Kata Dika sambil tersenyum lebar kepada Aku.Namun Aku menjawab
dengan wajah sinis,”Ya gimana kelihatannya.”Kataku.Dengan Hati kecewa Dikapun
menjawab,”Ya sih,kamu memang sudah kembali dari Singapore.”Kemudian Aku
menjawab kembali,”Sudah tahu kok tanya.”
Kemudian,setelah
itu Akupun bergegas untuk segera masuk ke kelas karena bel masuk sudah
berbunyi.Saat sudah lama mengikuti pelajaran,akhirnya bel tanda pulang sekolah
dibunyikan.Lalu Aku segera bergegas pulang kerumah.
Keesokan
harinya sewaktu Aku di Taman sekolah,Dika mengirimkan surat untuk Aku yang
isinya,”Aku,aku tahu kelakuanku di masa lalu sangat tidak baik dan menjengkelkan.Aku
ingin memperbaiki kesalahanku yang lelu kepadamu.Nanti waktu pulang sekolah,aku
tunggu kamu di taman sekolah.
Dika
Lalu Aku
tersenyum saat membaca surat tersebut.Pikirnya,berarti cintanya tidak bertepuk
sebelah tangan.Setelah lama mengikuti pelajaran,tak terasa akhirnya bel tanda
pulangpun dibunyikan.Dika segera mengemasi semua bukunya,dan bergegas menuju ke
taman untuk menyatakan perasaannya kepada Aku.Hatinya terasa berdebar dengan
kencang,saat Dika sudah sampai di taman ternyata Aku sudah datang terlebih
dahulu daripada dia.Dikapun berkata,”Maaf ya La,aku terlambat.Kamu sudah lama
menunggu disini?”
Akupun
menjawab,”Enggak kok,aku juga baru sampai.”.Karena tidak mau membuang-buang
waktu,Dikapun segera mebicarakan tetang perasaannya kepada Aku,”La,sebenarnya
aku takut mau bicara seperti ini.Tapi aku sudah tidak bisa berbohong
lagi.Sebenarnya aku....”
Akupun
menjawab dengan tersenyum,”Aku apa?”.Dengan badan yang gugup,Dikapun mencoba
untuk berani bicara ke Aku,”Aku...... Aku suka dengan kamu”.Seketika itu juga Aku
kaget dan berkata,”Apakah benar yang kamu bicarakan.Kamu suka kepada orang yang
levelnya tidak sebanding dengan kamu?”Tanya Aku.Kemudian Dika menjawab dengan
agak tersenyum,”Ya,itukan masa lalu.Dan masa lalu ya masa lalu,sekarang ya
sekarang hehehe.Jadi,gimana kamu mau nggak jadi pacar aku..?”.Lalu Aku
menjawab,”Yaiyalah,aku mau.Orang dari pertama ketemu aku juga udah suka sama
kamu.”Kata Aku sambil tersenyum.Karena Aku menjawab demikian,Dika langsung
senang.
1 bulan kemudian...
Waktu tak
terasa sudah 1 bulan aku dan Dika berpacaran.Aku dan Dika mengisi saat-saat
berpacaranku dengan penuh kebahagiaan.Sampai pada suatu hari ada hal yang
aneh,yang terjadi kepada Aku
Saat dikantin.Aku,Dika,dan
teman-teman lain berkumpul mereka bersenang-senang bersama.Lalu dari hidung
Mawar keluar darah,dan ternyata Aku mimisan.Teman Aku yang bernama Dinapun
memberi tahu Aku,”Mala,hidungmu berdarah.Coba aku bersihkan,ayo kuantar kamu ke
toilet untuk membersihkannya.”Katanya.Seketika itu juga Dika dan teman-teman
yang lain menengok ke arahku.Dikapun panik dan berkata,”Mala,kamu baik-baik
sajakan?”Kata Dika.Akupun menjawab,”Aku baik-baik saja,mungkin aku hanya
kecapekan.”Kataku sambil tersenyum untuk meredakan paniknya Dika.
Lalu saat Aku
sudah membersihkan darah yang keluar dari hidungku.Aku keluar dari toilet dan
Dikapun menanyakannya kembali,”La,yang benar kamu tidak apa-apa?.Ayo aku antar
kamu ke dokter untuk periksa.”Kata Dika sambil mengusap pipi Aku.Akupun
menjawab,”Benar,aku tidak papa.Mungkin,aku hanya kecapekan saja.”Kata Aku
sambil memalingkan wajahku dari Dika.
Sesaat setelah
pulang sekolah,Aku bercerita kepada ayah dan ibunya.Ayahnyapun segera mengantar
Aku untuk periksa kerumah sakit.Setelah Aku diperiksa,dokter memberi tahu
kepada ayah Aku dan Aku,”Pak,anak anda menderita sakit kanker otak stadium
akhir.”Kata dokter.
Sesudah diberi
tahu oleh dokter kalau Aku sakit kanker otak stadium akhir,Aku mulai berfikir
kalau hidupnya tidak lama lagi.Keesokan harinya,seperti biasa Dika selalu
menghampiri Aku untuk berangkat sekolah bersama dengannya.Saat bertemu dengan Aku
Dika berkata,”La.Bagaimana keadaanmu,apa sudah lebih baik?”Tanya Dika.Karena Aku
tidak ingin membuat Dika cemas dan khawatir Akupun menjawa,”Ah,kata dokter
kemarin aku Cuma kecapekan kok.He he he”.Kata Aku sambil
tersenyum.Kemudian,setelah berbicang sebentar mereka berangkat sekolah.Setelah
sampai di sekolah,tiba-tiba Aku mengeluarkan darah dari hidungnya
kembali.Dikapun memberi tahu Aku,”Aku,hidung kamu berdarah lagi.”Kata Dika.Lalu
Aku kaget dan segera mengusap darah yang keluar dari hidungnya.Kemudian Aku
berkata,”Halah,tidak apa-apa.Biasa saja.”Kata Aku.Mulai saat itu Dika curiga
akan sakit Aku.
Setelah
beberapa hari Aku menderita sakit itu,akhirnya Dika benar-benar penasaran
dengan sakit yang dialami oleh Aku.Sewaktu sedang bercanda dengan teman-teman
dan Aku di kantin,tiba-tiba Aku pingsan dan dari hidungnya mengeluarkan
darah.Dikapun kaget,”Eh tolong Aku,Aku pingsan.”Kata Dika.Kemudian teman-teman
Dika dan Aku segera membantu membawa Aku ke UKS,karena dihantui rasa penasaran
Dika langsung membawa Aku ke rumah sakit untuk diperiksa.Saat dirumah sakit dan
setelah diperiksa oleh dokternya akhirnya,Dika tahu bahwa Aku sedang menderita
sakit Kanker otak stadium akhir.Dikapun langsung menangis tak henti-henti,karena
pikirnya sebentar lagi Aku akan pergi meninggalkan dia.Namun dia tetap pesimis
kalau Aku akan sembuh dari kanker otaknya.Beberapa saat kemudian Aku terbangun
dari pingsannya Aku bertanya,”Dimana aku sekarang?”Tanya Aku,kemudian Dika
menjawab,”Kamu sekarang berada dirumah sakit,tadi kamu pingsan disekolahan.Jadi
aku bawa kamu kerumah sakit.”Kata Dika dengan lembut.Lalu Aku menjawab dengan
menangis,”Pasti kamu sudah tahu apa penyakitkukan?”Kata Aku.Dika terdiam
sejenak,setelah itu Dika tersenyum dan berkata,”Tidak apa,aku yakin kalau kamu
akan sembuh..Kok.”Kata Dika sambil tersenyum kepada Aku.Tidak Lama
kemudian,teman-teman Aku dan Dika datang untuk melihat keadaan Aku.Teman-teman Aku
berkata,”Aku,apakah kamu baik-bauk saja?”
Aku
menjawab,”Iya,aku baik-baik saja.Kata dokter,kalau dibuat istirahat sebentar juga
akan sembuh.Iyakan Dik..”
Dika hanya
dapat menganggukkan kepala dengan menahan rasa sedih pada dirinya.
Setelah pulang
dari rumah sakit,Aku berfikir untuk meninggalkan Dika.Karena dia tidak sanggup
melihat Dika yang sedih karena dibebani dirinya.Keesokan harinya Dika menjemput
Aku,namun Aku sudah berangkat terlebih dahulu.Dika merasakan haal yang aneh
dari Aku,karena tidak biasanya Aku berangkat mendahului Dika.Sesampainya Dika
ke sekolah,dia langsung menuju kelas Aku.Ternyata Aku sedang asyik bergurau dengan
teman-temannya,Dikapun berkata ingin mengajaknya ngomong sebentar,”Aku,aku
ingin bicara dengan kamu sebentar.Aku tunggu kamu didepan kelas,sekarang.”
Setelah itu,Dika keluar bersama dengan Aku.Akupun bertanya kepada Dika,”Kenapa
sih,bicara sampai seperti ini.Bicara di kelaskan juga bisa.”Kata Aku.Dika
menjawab,”Kenapa kamu sekarang sikapnya berubah?”Tanya Dika.Aku
menjawab,”Berubah gimana sih,aku gak berubah kok..” Dikapun hanya terdiam
sejenak,lelu berkata,”Contohnya kamu tadi aku jemput ternyata kamu
sudah..”.Sebelum Dika dapat melanjutkan perkataannya,ternyata bel tanda masuk
telah berbunyi.Akupun bergegas masuk ke kelas,Dika memanggilnya namun dengan Aku
tidak di hiraukan.Saat istirahat,Aku dipanggil oleh Dika,”Mal,Aku.. aku ingin
bicara dengan kamu.”Kata Dika.Namun Aku Tidak menghiraukannya,dan Akuh berlari
meninggalkan Dika.
Sesudah pulang
sekolah,Aku hanya dapat menangis dikamar merenungi nasibnya.Kemudian Akupun
berfikir untuk mengakhiri cintanya dengan Dika.Diapun mengaja ketemuan Dika
ditaman sekolah.
Keesokan
harinya,Aku menunggu Dika ditaman.Tidak lam kemudian,Dikapun datang.Saat Dika
sudah duduk disampingnya,Aku berkata,”Dika sebelumnya aku minta maaf dengan
kamu.Maafkan juga,karena aku sudah menjadi beban hidupmu.Aku hanya ingin
memberikan satu informasi untuk kamu.Aku.... ingin mengakhiri hubunganku dengan
kamu.”Kata Aku sambil mengalirkan air mata.Dikapun tidak ingin berpisah dengan Aku,dan
Dika berkata,”Aku tidak mau putus dengan kamu..”Kata Dika sambil meneteskan air
mata.Akupun menjawab dengan berat hati,”Maaf,tapi ini harus aku lakukan demi
kamu.”Kataku sambil meneteskan air mata.Setelah itu,akupun langsung pergi
meninggalkannya.Dan aku hanya meninggalkan satu kalimat untuknya,”Jangan
khawatir.”Kataku.Lalu akupun berlari menjauh daqri Dika.Dika mencoba
memanggilku,namun tak ku hiraukan.
Kemudian,bel
tanda pulang dibunyikan.Aku segera bergegas pergi sebelum Dika memergokiku.Saat
hampir mendekati rumah,aku dikejutkan dengan suatu suara,”Mala.”Setelah itu aku
menengok kebelakang,ternyata itu adalah Dika.Akupun segera berlari dan masuk
kerumah,pintu rumahkupun kututup erat-erat.Ayah dan ibuku bertanya,”Mala,siapa
diluar?kok nggak kamu bukakan pintunya.”Kata ayah dan ibu.Akupun tak menjawabnya,malah
aku meniggalkan mereka dan masuk kekamar.Lalu ayahkupun membukakan
pintunya,setelah dibuka ayah berkata,”Oh,nak Dika to rupanya.” Dikapun
menjawab,”Iya pak,pak apakah saya boleh bertemu dengan Mala?”Tanya
Dika.Ayahkupun menjawab dengan sedikit pesimis,”Ya,tapi mungkin Mala masih
belum dapat menerima kenyataan ini.”Kata ayah.Kemudian Dika menjawab,”Tidak apa
pak,saya yakin kalau Mala akan sembuh.”
Lalu Dika
segera diantar kekamarku,saat ayah berkata,”Mala,ini ada nak Dika.Dia ingin
bertemu dengan kamu.”Kata ayahku lembut.Namun aku malah mengusir Dika,”Gak,aku
gak mau ketemu dengan Dika.Suruh dia pulang yah.”Kataku dengan suara sedikit keras.Setelah
itu,ganti Dika yang berbicara denganku,”Mala,aku dapat menerima kamu apa
adanya.Jadi,tolong nggak usah akhiri hubungan kita.Aku mohon..”Kata Dika.Akupun
menjawab,”Dik,tolong tinggalkan aku sendiri.Aku sekarang lagi pengen
menyendiri.”Kataku lembut.Lalu ayahku menasehatinya agar mau meninggalkanku,dan
akhirnya Dika berkata,”Baiklah La,aku akan pulang.Mungkin besok aku akan
kembali untuk menjenguk kamu kembali.”Katanya lembut.
Keesokan
harinya,saat aku terbangun.Akupun bergegas untuk keluar dari kamar,namun saat
aku membuka pintu.Ada sebuah kertas,akupun membacanya dan isi kertas tersebut
adalah
Aku menebak bahwa
itu dari Dika.Kemudian aku ambil kertas tersebut,dan aku simpan disebuah kotak
kecil yang aku simpan di bawah tempat tidur.
Setelah
itu,aku bersiap-siap untuk bergegas berangkat ke sekolah.Sesampainya disekolah
aku disambut dengan temanku yaitu Dina,Dewi,Nisa,dan Tari.Aku sangat senang
mereka semua menyambutku,”Selamat pagi putri Mala.Hahaha.”Kata mereka dengan
serentak,akupun menjawabnya dengan belega seperti putri raja,”Iya para
menteriku.”Kataku.Kami semuapun tertawa besama-sama karena geli melihat sikap
kami masing-masing yang lucu.Bel masukpun dibunyikan,seperti biasa sebelum
pelajaran dimulai kami harus berdoa dahulu agar kami bisa belajar dengan baik
dan lancar.Tidak lama kemudian,kepalaku terasa pusing dan mataku sedikit rabun
melihat wajah Dewi yang duduk disebelahku.Namun beberapa saat kemudian,kepalaku
sudah tidak pusing.Kemudian bel tanda istirahatpun dibunyikan,kami segera
berhamburan keluar kelas untuk bergegas menuju kekantin.Aku pergi kekantin
bersama dengan Dewi dan Dina,karena Tari dan Nisa sedang asyik main game di
laptop Nisa.Dikantin aku tidak melihat Dika yang biasanya menyapaku saat aku
kekantin atau kemanapun,dan kapanpun aku berada.Aku terkejut karena Dewi
bertanya kepadaku,”La,kenapa hari ini aku tidak melihat batang hidungnya Dika
ya...?”Tanya Dewi kepadaku.Dinapun menjawab,”Iya,aku dari tadi tidak melihat
batang hidungnya anak itu,kira-kira anak itu kemana ya....?Atau
jangan-jangan,dia mempunyai pasangan baru dan mulai melupakan Mala..?”Kata Dina
sambil melirik kearahku.Aku menjadi bimbang dan khawatir akan semua hal
itu.Kemudian terdengan suara yang memanggil namaku,aku kira itu Dika tapi
ternyata Alif temannya Dika yang ingin memberikan informasi masalah
Dika,”Mala,aku mau bilang sesuatu ke kamu.Sekarang Dika tidak masuk sekolah
karena dia sedang sakit.”Katanya,akupun betanya ,”Sakit?saki apa
emangnya...?”.Diapun menjawab,”Kata Tian sih... dia sakit Tifus,karena kangen
sama kamu kale... he he he.”Kata Alif
,”Ah,ada-ada
saja kamu ini Lif..lif.”Kataku.
Kemudian
setelah pulang sekolah akupun berangkat kerumah Dika bersama dengan
Dewi,Tari,Dina,Nisa,dan Alif.Kami berangakat kesana untuk menjenguk
Dika.Setelah sampai dirumah Dika,akupun mngetuk pintu sambil mengucapkan
salam,”Assalamualaikum...”
,”Waalaikumsalam.Iya,tunggu
sebentar.”
,”O.. ini
teman-teman den Dika ya...”Kata bi inah pembantu rumah tangga Dika.
,”Iya,saya
dan teman-teman ingin menjenguk Dika...”kataku sambil tersenyum.Aku sedikit
heran kepada tingkah laku Bi.Inah,dia sedikit bingung dengan apa yang aku
ucapkan.Sesaat kemudian Bi.Inah menjawab,”O.. iya,silakan masuk.Den Dika ada
dikamarnya.”Kata Bi.Inah
Kamipun
segera masuk dan melihat keadaan Dika.Kasihan sekali,aku melihat badan Dika
berbaring di tempat tidur dengan wajahnya yang sangat pucat.Nisapun berkata
kepadaku,”Mala,apakah kamu tidak kasihan kepada Dika...?Lebih baik kamu balikan
saja dengan Dika agar Dika cepat sembuh dari sakitnya.”Kata Nisa.Aku hanya bisa
terdiam melihat keadaan Dika seperti itu,aku duduk disebelah Dika.Tanpa
tersadari aku meneteskan air mata,air mataku terus-menerus keluar tanpa
henti.Agar air mataku tidak keluar terlalu deras lagi,akupun pergi keluar
sebentar.Saat aku diluar mengusap air mataku,aku mendengan seperti ada
seseorang yang berbicara di kamar Dika,akupun mendengarkan pembicaraan itu.Dan
saat aku dengarkan baik-baik suara itu seperti suara Dika,dan saat aku
dengarkan lebih teliti lagi ternyata benar suara itu memang suara Dika.Akupun
segera membuka pintu kamar Dika dengan secepat mungkin,dan ternyata aku melihat
Dika sedang duduk dan berbisik dengan Alif.Seketika itu juga Dika tergesa-gesa
untuk berbaring layaknya orang sakit.Ternyata aku tehu kenapa tadi Bi.Inah
terlihat seperti bingung,ternyata aku sedang dibohongi oleh Dika dan
teman-temanku.
Karena
marah,aku mengucapkan satu kata yang tidak sengaja aku ucapkan,”Dasar
pembohong.”Kataku.Setelah itu,aku segera berlari meninggalkan Dika dan
teman-temanku.Aku mendengan suara
,”Mala...
Mala.. jangan pergi.Aku bisa menjelaskannya.”
Dan
disusul oleh suara lain
,”Mala...
maafkan kami Mala.. Mala.. tunggu kami.”
Aku
tidak menghirauka kata-kata mereka semua,aku sudah kesal dengan kebohongan
mereka.Untung sewaktu aku keluar dari rumah Dika,aku melihat ada sebuah
angkot.Aku segera naik ke angkot tersebut dan meninggalkan Dika,aku melihat
Dika mengejarku dengan sepeda motornya sambil memanggil namaku.Namun,aku tidak
menghiraukannya.Saat diangkot,kepalaku terasa pusing dan aku merasa ada sesuatu
yang keluar dari hidungku saat aku pegang ternyata itu adalah darah.Darah itu
keluar terus-menerus tenpa henti.Sampai akhirnya aku jatuh pingsan dan angkot
tersebut berhenti dan sopirnya meminta bantuan,Dikapun bergegas membawaku
kerumah sakit.Sewktu aku terbangun,aku melihat semua keluargaku berkumpul
termasuk Dika.Aku bingung apa yang terjadi kepada diriku,semua keluargaku erada
di situ.Saat aku mulai bangun dari tempat tidur,Dika berkata agar aku tidak
memaksakan diriku untuk bangun.Kemudian seorang Dokter datang
kekamarku,Dokterpun memanggil ayahku untuk keluar sebentar dengan dia.
Beberapa menit kemudian,ayahku kembali dengan
mata yang berkaca-kaca.Ayahpun bercerita kepada ibuku,namun dengan
berbisik-bisik.Seketika itu juga ibuku menangis tersedu-sedu,aku tidak tahu apa
yang telah terjadi padaku.Dikapun mencoba untuk bertanya kepada dokter yang
memeriksaku tadi,setelah Dika bertanya Dikapun juga menangis.Kemudian Dika
memelukku dengan erat.Aku semakin bingung dengan keadaanku,apakah keadaanku
semakin parah...?
Keesokannya,aku terbangun dari tempat tidur
dan aku ingin berangkat sekolah.Namun ayah dan ibuku tidak memperbolehkanku.Aku
bertanya kenapa aku tidak boleh sekolah,namun ibuku hanya bisa memelukku dan
menangis.Aku mencoba bertanya apa yang terjadi denganku namun ibu mengalihkan
perhatian.Dan aku terus berusaha bertanya kepada ibu,karena ibu kesal tanpa
sengaja mengeluarkan kata-kata yang tidak mungkin aku lupakan,”Umur kamu
difonis hanya 1 bulan lagi Mal...”Kata ibu
Saat aku
mendengar kata itu,aku hanya bisa terdiam dan menangis.Kemudian akupun menuruti
kata-kata ibuku agar aku tidak masuk sekolah
Akupun segera
masuk kamar.
10 hari kemudian...
Tak terasa
sudah 10 hari aku tidak masuk sekolah,keadaankupun juga makin parah.Aku sering
mimisan dan pingsan,ibu sering menangis bila bercerita dengan ayahku.Saat ibu
bercerita dengan ayahku,ayahkupun juga menjadi menangis.Aku tak tega
melihatnya.
Suatu hari,aku
terbangun dari tempat tidurku.Aku melihat Dika,Dewi,Dina,Alif,dan teman-teman
lainnya menjengukku.Aku merasa senang sekali,namun disisi lain aku juga berat
bila aku meninggalkan mereka semua.Walaupun rasanya berat aku harus tetap
memasang wajah senang agar mereka tidak khawatir karenaku.Saat enak-enak
bercanda dengan Dewi dan Dika,kepalaku tiba-tiba pusing... Namun pusing ini sedikit lain dan sedikit lebih
menyakitkan daripada pusing yang sebelumnya.Dan aku merasakan sesuatu yang
keluar dari hidungku,saat aku pegang ternyata itu adalah darah.Aku juga
merasakan sesak didada dan aku batuk sangat keras sampai mengeluarkan
darah.Akhirnya,akupun pingsan dan koma.Aku koma selama 24 jam semua
teman-temanku dan keluargaku tegang melihatnya.Kemudian aku terbangun dari
koma,aku membuka mataku perlahan-lahan.Nama yang pertama aku panggil adalah
ibuku,karena dia adalah orang yang paling aku sayang,”Ib...u..ibu...”Kataku
terhenti-henti saat aku berkata seperti itu,dokterpun keluar dan entah apa yang
dikatakan kepada ibuku.Tidak lama kemudian ibuku datang bersama dengan ayahku,mereka
berdua menangis namun ditahan.Akupun berkata kepada mereka,”Jangan ditah
bu,yah.Kalau kalian ingin menangis,menangislah... aku tidak apa-apa.”Kataku
dengan tersenyum,saat aku berkata seperti itu mereka berdua langsung menangis
sambil memelukku.Kemudian aku berkata kepada mereka,”Dimana teman-teman?Aku ingin bertemu mereka dan keluarga
kita.”
Setelah aku
berbicara seperti itu mereka memanggilkan teman-temanku,dan keluarga.Semua
berkumpul dengan disertai tetesan air mata yang mengalir deras.Aku ingin
menyampaikan pesan terakhirku kepada mereka semua,entah mengapa perasaanku
ingin berbicara tentang semua yang aku rasakan.Aku berkata perlahan dengan
tersendak-sendak”Ma…a…p..in..”,belum selesai aku berkata ayahku segera memberhentikan
bicaraku dan ia membawakanku sebuah kertas dan pena untuk menulis
kata-kataku…..
Dikertas itu aku menulis kata-kata”Maafin kesalahan Mala,Mala tidak kuat
lagi”….
Setelah itu,ayah bicara kepadaku”Jika Mala pingin pergi… yah,ibu,dan
kakak-kakak rela..”
Kemudian Dika memotong pembicaraan ayahku dan berkata”Saya tidak rela
jika Mala pergi.”,dan Dina langsung berbisik kepada Dika,”Biarkan Mala pergi
Dika… Kasihan Mala kalau dia harus menderita sakit seperti ini..”
Setelah berfikir agak lama,akhirnya Dika menganggukkan kepalanya
perlahan,diapun menuju kearahku dan mendekap erat tanganku dengan berkata,”Kamu
boleh pergi,tapi cintaku takkan pergi..”
Akhirnya perlahan-lahan,mataku mulai berat dan mulai tertutup aku
seperti tidur dipangkuan gadis yang cantik…
Beberapa bulan kemudian….
Tak terasa kepergianku sudah berbulan-bulan,namun akhirnya Dika bertemu
dengan orang yang persis denganku…
Bukan karena wajahnya,namun karena sifatnya yang mirip denganku… orang
itu namanya adalah….. Maya…
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar